Agus Dwiyanto (2011) menyebutkan bahwa konsep kepercayaan secara umum dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu political trust (kepercayaan politik) dan social trust (kepercayaan social).
Dari perspektif politik, kepercayaan terjadi ketika warga menilai lembaga pemerintah dan para pemimpinnya dapat memenuhi janji, efisien, adil, dan jujur (Blind dalam Dwiyanto, 2007). Jika institusi pemerintah, pejabat public, dan kebijakan yang dibuatnya dinilai baik oleh warga maka warga akan memiliki kepercayaan yang tinggi terhadap pemerintah. Mereka percaya bahwa pemerintah tidak akan berbuat buruk, melainkan akan selalu melakukan tindakan yang baik meskipun tidak diawasi. Kepercayaan public masayarakat terhadap pemerintah menggambarkan perasaan yang ada dalam masyarakat itu sendiri, sehingga jika tingkat kepercayaan tinggi menunjukkan bahwa masyarakat sedang dalam keadaan senang, nyaman, aman dan akhirnya akan mendukung kebijakan pemerintah. Lebih lanjut dijelaskan oleh Blind, bahwa jika institusi dan para pejabatnya mengambil pilihan kebijakan tertentu yang dinilai oleh warga sebagai pilihan benar maka masyarakat akan cenderung menaruh kepercayaannya. Namun jika respon terhadap keluhan masyarakat tidak cepat dan sesuai harapan, maka otomatis kepercayaan masayakat akan merosot. Tindakan pejabat meskipun tidak mewakili institusinya juga sangat mempengaruhi tingkat kepercayaan. Hal tersebut terlihat jika pejabat yang bersangkutan melakkan tindakan yang tidak disukai oleh masyarakat atau melakukan perbuatan yang membuat masayarakat merasa tidak nyaman. Krisis kepercayaan terhadap pejabat tersebut mengakibatkan pula merosotnya kepercayaan terhadap institusi dimana pejaba tersebut menduduki jabatannya.
Kepercayaan selanjutnya adalah kepercayaan social yang menggambarkan kepercayaan warga terhadap warga yang lainnya dalam suatu komunitas atau masyarakat. Kepercayaan terhadap pemerintah sangat dipengaruhi oleh kepercayaan social. Kenapa? Karena kepercayaan public tidak terjadi dalam ruang kosong melainkan dalam sebuah komunitas yang di dalamnya terdapat dinamika yang mau tidak mau akan mempengaruhi kepercayaan public kepada pemerintah dan kebijakannya.
Adanya informasi tentang berbagai hal yang dilakukan oleh pemerintah juga akan membentuk persepsi dalam pikiran masyarakat. Adalah menjadi masalah jika informasi yang tersapaikan tidak sesuai dengan realitas yang ada. Selain itu, strategi komunikasi juga sangat mempengaruhi adanya pembentukan persepsi yang berhasil akhir pada tingkat kepercayaan. Warga akan cenderung memiliki kepercayaan yang tinggi terhadap pemerintah ketika mereka menilai pemerintah mampu mencukupi kebutuhan barang dan jasanya.(dea)